Selasa, 01 Januari 2013

GINJAL II (SEKRESI, EKSRESI DAN MIKSI)

PENGANTAR

     Ginjal adalah salah atu organ terpenting dalam tubuh yang berfungsi mempertahankan kestabilan lingkungan interna tubuh (ECF),  mengatur keseimbangan: cairan tubuh, elektrolit, asam basa dengan cara filtrasi darah, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit, mengekresikan kelebihan air, elektrolit, asam basa sebagai urine, ginjal juga berfungsi mengekskresi sisa metabolisme (urea, kreatinine dan asam urat), metabolit (hormon) dan zat kimia asing (obat). Dalam ginjal terjadi proses pembentukan urine dimulai dari filtrasi, reabsorbsi sampai sekresi. Pada Ginjal II ini akan membahas mengenai Sekresi, Ekskresi dan Miksi.

ISI

A. Ginjal adalah organ tubuh yang berfungsi untuk mengeluarkan urine, yang merupakan sisa hasil metabolisme tubuh dalam bentuk cairan. Ginjal terletak pada dinding bagian luar rongga perut, yang merupakan rongga terbesar dalam tubuh manusia, tepatnya disebelah kanan dan kiri tulang belakang. Bentuk ginjal seperti biji kacang dengan panjang 6 sampai 7,5 cm dengan ketebalan 1,5 – 2,5 cm (Pearce, 1995). Dalam ginjal terjadi proses seperti ini
B. Sekresi
          Sekresi adalah pengeluaran oleh sel dan kelenjar yang berupa getah dan masih digunakan oleh tubuh untuk proses lainnya seperti enzim dan hormon. Ginjal mensekresi (fungsi endokrin):
  1. Renin (penting untuk pengaturan tekanan darah)      Renin disekresi sel-sel ginjal (arteriol aferen),diaktifkan melalui sinyal (pelepasan prostaglandin) dari makula densa, yang menanggapi laju aliran fluida melalui tubulus distal, dengan penurunan tekanan perfusi ginjal (melalui peregangan reseptor di dinding pembuluh darah), dan oleh stimulasi saraf, terutama melalui beta-1 aktivasi reseptor. 
    MEKANISME RENIN – ANGIOTENSIN – ALDOSTERON
    • Mekanisme yang bertanggung jawab dalam mempertahankan tekanan darah dan perfusi jaringan dengan mengatur homeostasis ion Na.
    • Hipotensi dan hipovolemia → hipoperfusi ginjal → tekanan perfusi ↓ dalam arteriole aferen dan ↓ hantaran NaCl ke makula densa → keduanya menyebabkan sekresi renin dari sel JG (Juksta Glomerulus atau sel Granular) pada dinding arteriole aferen
    • Renin di sirkulasi menyebabkan pecahnya Angiotensinogen substrat (dihasilkan hati) →Angiotensin 1
    • Angiotensin 1 → diubah menjadi Angiotensin 2 oleh ACE (Angiotensin Converted Enzim) yang dihasilkan Paru dan Ginjal
    • Angiotensin 2 → punya 2 efek: menyempitkan pembuluh darah, meningkatkan sekresi ADH dan aldosteron, dan merangsang hipotalamus untuk mengaktifkan refleks haus, masing-masing yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.
2. 1,25 dihidroksi vit D3 (penting untuk mengatur kalsium)
       3. Eritropoietin (penting untuk sintesis eritrosit)
          Eritropoietin adalah hormon glikoprotein yang mengontrol proses eritropoiesis atau produksi sel darah merah. Hormon ini dihasilkan oleh fibroblat peritubular korteks ginjal.peranan eritroproietin mengubah flobulin yang dihasilkan menjadi eritropoetin, dimana eritropoetin akan merangsang eritropoetin sensitive sten cells pada sumsum tulang untuk membentuk proeritroblas yang merupakan cikal bakal sel eritrosit.sekresinya dirangsang oleh hipoksia, garam kobalt, katekolamin, hormone androgen.

B. Ekskresi
           Eksresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik berupa zat cair dan zat gas. Zat-zat sisa zat sisa itu berupa urine(ginjal), keringat(kulit), empedu(hati), dan CO2(paru-paru). Zat-zat ini harus dikeluarkan dari tubuh karena jika tidak dikeluarkan akan mengganggu bahkan meracuni tubuh. Merupakan poses akhir dari pembentukan urine sendiri. Berikut pembentukan urine:
  • Darah dari aorta >>> glomerulus(filtrasi) protein tetap berada di pembuluh darah dan terbentuk urin primer yang mengandung air, garam, asam amino, glukosa dan urea 
  • Tubulus kontortus proksimal(reabsorpsi) menyerap glukosa, garam, air, dan asam amino. Terbentuk urin sekunder yang mengandung urea  
  • Tubulus kontortus distal(augmentasi) melepaskan zat-zat yang tidak berguna atau berlebihan ke dalam urin dan terbentuk urin sebenarnya >>> tubulus kolektivus >>> rongga ginjal >>> ureter >>> kandung kemih >>> uretra >>> urine keluar tubuh.   
 
Zat-zat yang terkandung dalam urin:
  • Air. Kurang lebih 95%.
  • Urea, asam urat, dan amonia dan merupakan sisa pembongkaran protein.
  • Empedu yang memberikan warna kuning pada urine.
  • Garam 
  • Zat yang bersifat racun atau berlebihan lainnya.  
C. Banyak sedikitnya urin yang dihasilkan dalam proses ekskresi dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:

1.Hormon Anti Diuretik (ADH)
     Faktor pertama yang mempengaruhi produksi air kencing (urin) adalah hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar oleh hipofisis posterior. Jika tubuh menghasilkan banyak ADH maka penyerapan air pada tubulus juga banyak, sehingga volume urin sedikit dan dalam kondisi pekat.
      Sebaliknya, jika ADH berada dalam jumlah sedikit maka penyerapan air juga sedikit sehingga ginjal menghasilkan urin dalam volume banyak dan kondisinya encer. Jika kelenjar hipofisis tidak berfungsi sehingga tidak bisa menghasilkan ADH, maka urin akan menjadi sangat encer. Kondisi demikian dinamakan penyakit diabetes insipidus.

2. Jumlah air yang diminum
      Semakin banyak volume air yang diminum, maka urin yang dihasilkan juga semakin banyak. Disarankan agar setiap hari kita minum air putih minuman 6 gelas. Konsumsi air putih bisa membersihkan racun-racun tubuh yang masuk ke dalam ginjal dan memberi manfaat menjaga kelembaban pada kulit.

3. Saraf ginjal
      Rangsangan pada saraf ginjal akan mengakibatkan penyempitan duktus eferen sehingga aliran darah ke glomerulus berkurang dan mengakibatkan proses filtrasi kurang efektif. Kondisi demikian mengakibatkan volume urin yang dihasilkan jumlahnya sedikit. Begitu juga sebaliknya.

4. Jumlah hormon insulin
      Jika hormon insulin jumlahnya sedikit, misalnya pada penderita diabetes melitus, maka kadar gula dalam darah akan dikeluarkan lewat tubulus distal. Hal ini akan mengganggu proses penyerapan kembali air sehingga orang tersebut akan lebih banyak mengeluarkan urin.
       Proses produksi urin akan terganggu bila seseorang menderita salah satu penyakit akibat kelainan fungsi ginjal. Penyakit kelainan ginjal yang sering terjadi pada manusia antara lain: nefritis, diabetes melitus (kencing manis), diabetes insipidus, albuminuria, dan batu ginjal. Semoga informasi kesehatan ini bisa berguna untuk Anda.

D. Miksi
         Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu :
Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua Timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk berkemih. Meskipun refleks miksi adalah refleks autonomik medula spinalis, refleks ini bisa juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau batang otak.
Proses Miksi atau rangsangan berkemih :
  1. Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih. 
  2. Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.
  3. Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).
  4. Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna. 
  5. Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis. 
Reflek Miksi
Pengisian kandung kemih dengan kecepatan 3 cm perdetik, bila tak ada urin dalam kandung kemih maka tek intravesica, dan bila urin terkumpul 100 ml tek intravesica 10 cm H2O, hingga volume 300ml tek masih sama karena adaptasi dinding kandung kemih.
Jumlah air kemih 250 cc sdh cukup merangsang stress reseptor dinding vesica urinaria -> refleks kontraksi -> relaksasi sfingter internus -> relaksasi sfingter eksternus -> proses miksi
 Kontrol volunter pd sfingter eksternus :
Berkontraksi => mencegah/menghentikan miksi
Terganggunya sistem persyarafan mengakibatkan
- Inkontinensia urine : kemih keluar tanpa disadari
- Retensio urine : kemih tertahan
Ciri – ciri Urine Normal
Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata – rata 6.

Penutup
          Ginjal merupakan organ tubuh yang terdiri dari korteks, medulla, rongga ginjal (pelvis). dalam semua bagian-bagian ginjal tersebut terjadi filtrasi, reabsorbsi, sekresi hormon maupun enzim, dan augmentasi/ekskrsi yang akan menghasilkan urine, yang sementara akan ditampung pada vesica urinaria yang tadinya dari ginjal disalurkan oleh ureter, kemudian dikeluarkan melalui uretrha.

Daftar Pustaka
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan (Urinaria)” (nurad1k.blogspot.com/2010/02/anatomi-fisiologi-sistem-perkemihan.html) Diakses pada 1 Januari 2013 pukul 12:22 WIB.
“Fisiologi Ginjal” (http://aaknas1a2.wordpress.com/2012/01/28/fisiologi-ginja/) Diakses pada 31 Desember 2012 pukul 11:23 WIB.
Rolanda, dr. 2011. “Sistem Urinaria” (http://zianarmie.wordpress.com/2011/02/09/sistem-urinaria/) Diakses pada 1 Januari 2013 pukul 12:26 WIB.
“Sistem Ekskresi Pada Manusia (Rangkuman & Ringkasan)” (http://hedisasrawan.blogspot.com/2012/07/sistem-ekskresi-pada-manusia-rangkuman.html) Diakses pada 23 Desember 2012 pukul 18:09 WIB.
Suparyanto, dr, M.Kes. 2010. “Patofisiologi Ginjal” (http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/10/patofisiologi-ginjal.html) Diakses pada 1 Januari 2013 pukul 14:10 WIB
KELOMPOK 8 
Murti Aprillia Asih ( A 102.08.042 )
Rela Religia Amalia ( A 102.08.051)
Triaswati  ( A 102.08.060)
 

1 komentar:

  1. Interesting... Very, very interesting! :) Great text, thanks a lot for sharing! Hot guys

    BalasHapus